Pages

Sabtu, 12 November 2011

PROFESIONALISME KERJA

Kali ini kita akan membahas tentang PROFESIONALISME KERJA.

Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya ter­dapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987)


menurut kami Profesional itu sendiri berarti adalah seorang Pekerja yang menjalankan profesi. Namun kita sering mengartikan bahwa SIKAP PROFESIONAL itu adalah suatu sikap yang harus didirikan dalam diri kita dalam arti sikap DISIPLIN,KONSISTEN,dan BEKERJA KERAS.
Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak.


Ciri-ciri profesionalisme
Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualiti profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.

2. Meningkatkan dan memelihara imej profesion
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.

4. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesionnya.

Tanpa profesionalisme sebuah institusi, sebuah organisasi, sebuah perusahaan tidak akan bertahan lama dan langgeng, karena jiwa profesionalisme inilah yang menghidupkan setiap aktivitas-aktivitas yang ada didalamnya.
Julukan profesional sebenarnya bukan label yang kita berikan untuk diri sendiri melainkan penilaian orang lain atas kinerja dan peforma yang kita tampilkan.

Seseorang akan terasa percuma jiwa PROFESIONAL nya bila orang tersebut tidak mempunyai sebuah PROFESI. sedang kan profesi itu bisa didapat dengan cara pendidikan atau pelatihan khusus dan disamping itu pendidikan dan pelatihan khusus yang didapat nya akan terasa percuma bila orang tersebut belum mendapat unsur semangat kerja atau panggilan profesi.
Dalam hal ini seorang profesional akan lebih baik jika mempunyai watak seperti di bawah ini.
1.  1.  Seorang profesional harus beritikad atau bertekad untuk merealisasikan profesi yang sedang di gelutinya.dan alangkah lebih baik seorang profesional tidak selalu mementingakn atau mengharapakan imbalan,uah atau materil.
2.   2.  Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas dan terpercaya agar client tidak kecewa dengan hasil kinerja kita.
3.   3.  Seorang profesional selalu diukur kualitas teknis dan kualitas moral. Bila dua kualitas tersebut terpenuhi maka bisa dikatakan sudah profesional.

Profesional adalah.
Suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat.
Ada empat perspektif dalam mengukur profesionalisme menurut gilley dan enggland :
1. pendekatan berorientasi filosofis
pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap Individu dan electic.
2. pendekatan perkembangan bertahap
individu(dengan minat bersama)berkumpul, kemudian mengidentifikasian dan mengadopsi ilmu, untuk membentuk organisasi profesi, dan membuat kesepakatan persyaratan profesi, serta menentukan kode etik untuk merevisi persyaratan.
3. pendekatan berorientasi karakteristik
etika sebagai aturan langkah- langkah, pengetahuan yang terorganisasi, keahlian dan kopentensi khusus, tinggkat pendidikan minimal, setifikasi keahlian.
4. pendekatan berorientasi non- tradisional
mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi.

Adapun syarat profesionalisme yaitu :
a. dasar ilmu yang dimiliki kuat dalam bidangnya
b. penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praktis
c. pengembangn kemampuan profesional yang berkesinambungan




7 Strategi atau cara menjadi seorang yang profesional: 

1. Kembangkan keahlian (Expert)
Untuk menjadi seorang yang profesional tidak cukup hanya lewat pendidikan formal, diperlukan lebih dari sekedar gelar akademis. Kita perlu melalui proses pembelajaran dan pengembangan diri yang terus menerus. Kita harus menggali potensi dan kemampuan kita dan terus dikembangkan sampai kita menjadi ahli. Fokus pada kekuatan kita dan bukan pada kelemahan kita, lakukan eksplorasi (organisasi sebagai sarana), sadari setiap kita punya keunikan dan kekhususan jadi kita perlu inves waktu untuk mengembangkannya. Hal ini butuh ketekunan, usaha, kerja keras, kemauan yang kuat dan inisiatif. Terus tingkatkan pemahaman kita lewat seminar, buku, audio, latihan.

2. Mahir membangun hubungan (Relationship)
Kemampuan kita membangun hubungan (bersosialisasi) dengan orang lain sangat menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. Ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan seperti: pergaulan, organisasi, dunia usaha, pekerjaan, keluarga.
Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian/keterampilan teknis melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bila anda ingin menjadi seorang yang profesional dalam hidup ini, apapun tujuan dan bidang yang anda pilih, anda harus belajar membina hubungan yang baik dengan orang banyak dari berbagai kalangan.
Karena masyarakat mungkin masih bisa menerima orang yang tidak punya keahlian khusus tapi mereka sulit menerima orang yang tidak bisa berhubungan baik dengan orang lain.

3. Tingkatkan kemampuan berkomunikasi (Communicator)
Seberapa jauh dan dalamnya suatu hubungan dapat terjalin ditentukan oleh komunikasi. 90% penyebab hancurnya suatu hubungan pernikahan, pertemanan, organisasi, bisnis, diakibatkan komunikasi yang salah. Komunikasi yang baik harus bersifat dua arah. Seorang komunikator yang handal adalah seorang pendengar yang baik. Seorang yang profesional harus mampu mengkomunikasikan suatu hal dengan jelas dan tepat pada sasaran.

4. Hasilkan yang terbaik (Excellent)
Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang berkualitas tinggi dan kinerja yang maksimal. "Profesional don't do different thing, they do thing differently".
Untuk menjadi profesional kita harus terus mencoba memberikan dan mengerjakan lebih dari apa yang diharapkan. Waktu kita lakukan suatu kegiatan, project, kerjaan, tugas hasilkan yang terbaik. Jangan puas dengan rata-rata kejar hasil yang excellent. Lakukan yang terbaik hari ini untuk bayaran hari esok. Pikirkan selalu apa yang dapat saya lakukan untuk add value bukan apa yang saya bisa peroleh.

5. Berpenampilan menarik (Good Looking)
First impression is very important! Karena orang akan menilai kita 10 detik pertama apakah mereka bisa menerima kita atau tidak. Sama halnya kalau kita mau beli barang lihat packaging dulu, mau nonton film lihat preview dulu, mau masuk toko lihat dekor yang paling menarik.

6. Kehidupan yang seimbang (Balance of life)
Seorang profesional harus mampu atur prioritas dan menjalankan berbagai peran. Setiap kita mungkin memiliki banyak peran dalam hidup ini seperti: sebagai anak, ayah, anggota organisasi, ketua, sales, karyawan. Kita harus dapat berfungsi dengan benar sesuai dengan peran yang kita jalankan jangan sampai tercampur aduk. Hidup ini harus dijaga agar seimbang dalam berbagai aspek.

7. Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value)
Untuk menjadi seorang yang profesional sejati kita harus memiliki nilai moral yang tinggi. Hal ini yang akan membedakan setiap kinerja, usaha, karya dan kegiatan yang kita lakukan dengan orang lain. Sementara orang lain kompromi, menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mencapai tujuannya kita tetap berpegang pada prinsip yang benar.
Diluar sana ada begitu banyak cara-cara pintas dan penyimpangan yang terjadi, oleh karena itu kita harus mampu mempertahankan sikap profesionalisme.

menjadi seorang profesional juga memiliki KODE ETIK yaitu.
Kod etika professional adalah salah satu 'alat kawalan' sosial yang digunakan sebagai salah satu panduan dalam mendisiplinkan diri kearah yang lebih beretika. Secara datarnya kode etika ini berfungsi sebagai :

  1. Inspirasi dan panduan

Kode etika professional telah mengelaskan pelbagai tingkahlaku yang patut diamalkan dalam sesebuah organisasi atau jabatan tersebut. Kode ini juga boleh dianggap sebagai landasan dalam menjalankan pelbagai kerja dengan lebih teratur dan lebih baik.
Dengan panduan dan peraturan amalan-amalan kerja, kode etika boleh memandu dan mengingatkan ahli-ahli professional mengenai keputusan yang perlu diambil dan tingkahlaku yang sepatutnya apabila berada di dalam sesuatu keadaan.

  1. Pencegahan Dan Disiplin

Kode-kode etika digunakan khususnya oleh badan-badan professional sebagai asas untuk menyiasat sebarang penyelewengan ahli-ahlinya apabila terdapat sebarang aduan diterima. Aduan-aduan ini akan dapat mengurangkan penyalahgunaan kuasa oleh mereka yang berkuasa dan berpangkat serta mempunyai kedudukan tertentu dalam sesbuah organisasi atau jabatan. Selain itu ia juga dapat mengelakkan penggunaan maklumat-maklumat rahsia syarikat atau jabatan untuk kepentingan diri sendir.i.


  1. Memelihara Maruah Profesyen

Kode-kode etika memberi satu gambaran kepada semua pihak tentang imej positif setiap profesyen kerana setiap ahli terikat dengan satu standard etika yang tinggi. Etika merupakan satu panduan kepada professional untuk membina, meningkat dan mempertahankan integriti, kejujuran dan maruah profesyen masing-masing.
Ini secara umumnya, setiap kod etika professional menjelaskan bahawa setiap ahlinya perlu menggunakan segala ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia seluruhnya, jujur kepada diri sendiri, majikan, masyarakat dan pelanggannya serta sentiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan untuk terus memberi perkhidmatan yang lebih cemerlang dari semasa kesemasa.

  1. Memelihara Keharmonian
 Kode etika menggariskan standard tingkahlaku yang harus dipatuhi dan diamalkan sepenuhnya supaya kepentingan semua pihak terpelihara. Ini dapat mengelakkan daripada berlakunya pertembungan di antara kepentingan diri dan kepentingan umum. Ini akhirnya menyebabkan pelbagai konflik dan rasa tidak puashati dikalangan pihak yang berkaitan. Setiap ahli professional dalam bidang masing-masing perlu mengiktiraf kehidupan, keselamatan, kesihatan dan kebajikan setiap anggota masyarakatnya

  1. Sokongan
Jika seseorang teknokrat didakwa atau diragui oleh pihak lain tentang apa yang dilakukan, maka dia boleh menggunakan kode etika untuk menyokong tindakannya dalam memberi sokongan akan apa yang telah dilakukan. Hendaklah ahli teknokrat tersebut yakin akan pekerjaan yang telah beliau lakukan tidak salah disisi undang-undang dan agama serta etika organisasi atau jabatan.
Para professional hendaklah menolak sebarang arahan majikan yang bertentangan dengan etika professional syarikat berkenaan.
Ringkasnya, etika professional adalah untuk memberi inspirasi, galakan dan sokongan kepada pengguna-pengguna teknologi dalam bidang kepakaran masing-masing. Etika professional lebih menumpukan kepada dimensi perlakuan yang positif sebagai panduan tingkahlaku yang paling sesuai untuk diamalkan oleh seseorang professional.

Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland :

a. Pendekatan berorientasi Filosofis Pendekatan lambang profesional,pendekatan sikap individu dan pendekatan electic

b. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul -> mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu -> membentuk organisasi profesi -> membuat kesepakatan persyaratan profesi -> menentukan kode etik -> merevisi persyaratan

c. Pendekatan berorientasi karakteristik etika sebagai aturan langkah,pengetahuan yang terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan minimal,sertifikasi keahlian.

d. Pendekatan berorientasi non-tradisional mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi
Contoh sikap profesionalisme dalam bekerja
1.       1.Profesional dalam bidang IT.
2.       2.Profesional di bidang perguruan
3.       3.Profesional di bidang perniagaan
4.       dll

3 komentar: